DISINI KAMI MENYEDIAKAN SEGALA BENTUK BUKU BAIK UNTUK STORE ATAUPUN DOWNLAOD SECARA GRATIS
Buku Baru

KEADILAN DAN TOLERANSI DALAM AL-QUR'AN

Keadilan adalah sebuah perintah pokok manusia untuk diterapkan kepada siapapun bahkan untuk diri sendiri. Keadilan juga berfungsi untuk kelestarian sosial dan damai bagi seluruh alam. Bukan hanya fungsi manusia mengerjakan keadilan untuk sesamanya saja akan tetapi keadilan juga memiliki fungsi lain, yaitu keadilan manusia juga harus menerapkan efek tersebut untuk hal-hal yang ada disekelilingnya, baik terhadap hewan ataupun terhadap tumbuh-tumbuhan. Inilah maksud makna "Keadilan" dalam konteks umum. 

Kita sebagai manusia, tentu jabatan utama dari Tuhan adalah berbuat keadilan bagi seluruh alam, karena memang pada dasarnya tujuan adanya kita diciptakan oleh Allah adalah untuk menjadi seorang khalifah dimuka bumi. Arti khalifah sama artinya pembimbing, pelestari dan penjaga untuk seluruh keutuhan alam dunia. Oleh karenanya segala perintah Tuhan haruslah kita ikuti dan diterapkan untuk sosial antar sesama dan selain daripadanya. karena jika sebuah perintah dari tuhan tidak dilakukan maka efek yang ditimbulkan dari sisi ketidak adilan yang seharusnya kita laksanakan akan merusak sisi kedamaian yang telah ada, hasilnya bumi akan mengalami pertikaian yang sanagt besar dan luas. 
{[['']]}

KONSEP DASAR DALAM AL-QURAN

Al-Qur'an adalah kitab suci paling agung didunia ini, karena Al-Quran adalah tercipta dari sang Maha Penguasa, Allah SWT. Al-Qur'an berbeda dengan kitab suci lainnya, itulah sebabnya mengapa setiap perdebatan terjadi diantara umat muslim dengan umat lainnya, kitab suci Al-Quran tetap eksis untuk semua penjelasan hal yang terkait didalamnya. Berbeda dengan kitap suci selain Al-Qur'an bahwa kitab suci selain dari islam adalah tertulis, berkonsep dan sengaja dibuat dengan tangan manusia, maka wajarlah jika sering terjadi kesalahan dan tidak kongkrit dalam hal menjawab segala masalah hukum dunia dan sains atau selain keduanya. 

Al-Qur'an tidak hanya membahas hal mengenai kehidupan dan kematian, akan tetapi ia juga menyinggung masalah-masalah yang sedang terjadi atau suatu hal yang akan terjadi. Baik sisi sejarah atau sisi sains yang ada didalamnya. Itulah mengapa hari ini kita banyak melihat kaum non muslim yang masuk islam karena membuka Al-Quran. Alasannya karena isi yang terkandung didalam Al-Qur'an sesuai dengan zaman bahkan akan terus konpatibel dengan kondisi zaman untuk seterusnya. 
{[['']]}

MEMILIH AL-QURAN SEBAGAI PEMBIMBING

Sudah banyak orang yang terjerumus kedalam kehinaan dan kesiksaan, hal ini karena mereka telah jauh dari ajaran agama yang sebenarnya. ataupun mungkin mereka mengamalkan ajaran agama akan tetapi apa yang didapat tidak sesuai dengan konsep yang sebenarnya. Untuk itulah mengapa nanti diakhirat kelak banyak manusia yang menyesal karena banyak mengamalkan ibadah didunia lalu pada akhirnya ditolak oleh Allah, sebab karena tidak mengikut ajaran yang tidak sesuai dengan ajaran Al-Quran sesungguhnya. 

Disisi lain, banyak juga manusia yang tidak memperdulikan lagi konsep al-Quran dalam segala kehidupan mereka. Mereka meninggalkan dunia ini tanpa iman dan ihsan kepada Allah, mereka pergi begitu saja tanpa membawa amal-amal yang telah diperintahkan oleh Allah didalam Al-Quran. Hal ini sudah tentu bahwa pada saat didunia mereka selalu memalingkan wajah mereka ke arah dunia, dan sengaja meninggalkan ajaran Al-Quran.
{[['']]}

PANDUAN DZIKIR & DOA BERSAMA

Adapun buku yang ada dihadapan ini adalah sebuah buku yang terkumpul didalamnya segala macam dzikir dan doa yang banyak. Baik doa sehari-hari yang kita sama-sama telah ketahui bahkan doa yang tidak pernah kita dengar sama sekali. Demikian juga dzikir-dzikir yang ada didalamnya. 

Inilah sebuah buku yang telah ditulis oleh salah seorang ulama aceh terkenal dan keturunan dari salah seorang ulama besar Aceh juga, yang bernama Abuya Syeikh Muda Waly Al-Khalidy, dari buah lahir dan batin beliau inilah lahir seorang ulama berpengaruh di aceh, bernama Abuya Jamaluddin Waly Al-Khalidy. Beliau adalah salah seorang ulama aceh yang ahli dalam bidang fikih dan tasauf, salah satu buku fenomenal beliau adalah buku PANDUAN DZIKIR DAN DOA BERSAMA, yang beliau tulis dengan tangan beliau dengan berbagai macam referensi yang beliau ambil sebagai rujukan dasar pijakan bukunya, baik Al-Qur'an, Al-Hadist, dan kumpulan-kumpulan buku tasauf ulama-ulama terkenal. Seperti Imam Al-Ghazali, Imam An-Nawawi, dan lain sebagainya.
{[['']]}

PENGGALIAN HUKUM ISLAM DARI MASA KE MASA

Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin, Shalatu was salamualaika ya nabiyu karim wa ‘ala Alihi wa Ashabihi Ajmain. Amma Ba’du ..
Segala puji bagi Allah juga kepada baginda Muhammad SAW beserta para keluarga dan sahabatnya, yang atas usaha dakwah merekalah nikmat iman dan kekuatan fikiran islam sampai kepada kita semua, semoga  rahmat dan ampunan Allah selalu ada untuk mereka dan juga kita semua.
Kemudian selain daripada itu, tertuju juga hantaran shalawat dan salam kepada para alim ulama, yang beliau semua tak pernah henti-hentinya untuk selalu menyambungkan lisan dakwah islamiah kepada seluruh umat didunia, tanpa peduli hinaan, fitnah dan ejekan namun tetap pada pendirian hakiki hingga hari akhir terjadi, semoga kiranya juga Allah memberikan ampunan dan rahmat kepada mereka baik yang telah tiada maupun yang masih ada. khususnya kepada alm guruku. Abuya Muhibbuddin Muhammad Waly, beliau adalah seorang ulama kondang, ber-kharismatik tinggi, alim akan ilmunya dan sangat berjasa untuk perkembangan pendidikan di negri Aceh tercinta ini, pun juanya jugalah Allah memberi ampunan kepada beliau dan diselamatkan beliau dari fitnah dunia maupun akhirat nanti, ammin allahumma amin.
{[['']]}

SEJARAH ABUYA MUDA WALY

KATA SAMBUTAN

Segala puji bagi Allah, Shalawat dan salam bagi Nabi kita Muhammad Rasulullah.
Kepada saya oleh Saudara Prof. Dr. H. Teungku Muhibbuddin telah diperkenalkan tulisannya mengenai Maulana Syeikh H. Muhammd Waly Al-Khalidiy (Teungku Haji Muda Waly) Ulama Besar Aceh dan Perananya dalam Pembangunan Pendidikan. Karena Al-Marhum adalah seorang ulama besar Aceh, bahkan salah seorang Ulama besar Indonesia pada jamannya, seperti K.H Wahab Hasbullah (ulama besar Jawa Timur setelah K.H. Hasyim Asy-ary pendiri Nahdatul Ulama) dan lain-lain. Maka saya menyambut baik karangan tersebut, meskipun saya yakin bahwa di sana-sini masih terdapat kekurangannya. Maka saya kepada para sahabat, murid-murid dan pengikut Almarhum, saya harapkan semoga buku tersebut dapat disempurnakan. Sehingga sejarah hidup Almarhum menjadi sebagian sejarah penting bagi Aceh pada khususnya dan Negara kita Indonesia pada umumnya.

Atas perhatian kita semua saya mengucapkan terima kasih banyak.
JAKARTA, 1996


H. BUSTANIL ARIFIN, S.H
Sesepuh Masyarakat Daerah Istimewa ACEH.


MUQADDIMAH DARI PENULIS 
Pada Tahun 1970, sekembalinya aku dari menyelesaikan studi di Universitas Al Azhar, aku melibatkan diri dalam kegiatan kemasyarakatn sambil menjadi Dosen IAIN Syarif Hidayatullah.
Masyarakat yang aku hadapi di tanah air kebanyakan umat Islam Ahlusunnah wal Jama’ah. Sebelumnya ulama-ulama NU tidak kenal kepadaku, tetapi karena di ujung namaku ada “Waly”, dan aku dari Aceh, maka cepatlah terlintas dalam hati dan pikiran mereka, bahwa aku adalah putera almarhum Syeikh Haji Muhammad Waly Al Khalidy.
Karena itu akrablah pergaulanku dengan para ulama, apalagi para ulama besar di kalangan NU, seperti almarhum K.H.A Wahab Hasbullah, K.H Bisri Syamsuri, K.H Markhus Ali dan lain-lain. Sedangkan yang lebih banyak membantuku adalah K.H Ahmad Syaiku. Dalam padangan masyarakat aceh ayah tidaklah asing lagi. Karena itu, bupati Aceh Selatan, Saudara Sayid Muhadar dalam salah satu seminar di kabupaten Aceh Selatan, yakni pada tanggal 15-16 Mei 1989 di Tapaktuan mengungkapkan, bahwa ayahku adalah ulama besar pada jamannya sama seperti Tgk. Syeikh Kuala, pada jaman Sultan Iskandar Muda. Demikian pula pendapat umum hadirin dan para Ulama Aceh Ahlusunnah wal Jama’ah. Karena itu bupati tersebut memintaku untuk menulis tentang sejarah hidup ayahku. Meskipun aku menolaknya berkali-kali, karena bagaimanapun pasti ada tanggapan bahwa bila seorang anak menulis biografi ayahnya, pasti tidak terlepas dari padandangan subyektif.
Ini aku ungkapkan kepada beliau. Tetapi Bupati kami itu, mengharapkan agar aku dapat menulis ala kadarnya. Sungguhpun demikian, aku berusaha agar dapat menjauhkan padandangan yang demikian.
Inilah tulisanku mengenai ayah, guru, dan orang yang segala amanatnya di atas pundakku. Semoga tulisanku ini ada manfaatnya bagi anak cucu, keluarga dan familiku, murid-murid beliau dan umat yang ingin membaca dan mengetahui riwayat beliau. Semoga apa yang aku tulis ini mendapat limpahan rahmat dari Allah sehingga aku dan adik-adikku dijadikan Allah sebagai anak yang Shaleh dan berbakti pada ayah kami, Alm. Maulana Syeikh Haji Muhammad Waly Al Khalidy.

Wabillah Taufiq wal Hidayah

JAKARTA, November 1996
Abuya Prof. Dr. Tgk, Chiek. H. Muhibbuddin Waly M.A



TENTANG ABUYA MUDA WALY
Saya tertarik dengan pribadi Teungku Muhammad Waly Al-Khalidy, karena dalam beberapa hal kami mempunyai kesamaan, mislanya masalah “Republik”. Kami sama-sama mendukung Negara Kesatuan Republik Indonesia, berarti kami sama-sama nasionalis sejati.
Prof. Teungku H. Ali Hasyimi

“Saat K.H Siradjuddin Abbas berkunjung ke tempat Abuya, beliau menyapa Abuya sebagaimana adik dan abang, demikian juga Abuya menyapa beliau.”
Abuya Tgk. H. Syihabuddin Syah (Murid Abuya)

“Seterusnya atas nama Pemerintah, Gubernur menyampaikan rasa Terima Kasih yang sebanyak-banyaknya kepada Abuya yang telah menciptakan kembali keamanan di Daerah Aceh Khususnya, pada umumnya Indonesia.”
Mr. S.M Amin (Gubernur Sumatra Utara)

“Saya tidak berdebat dengan Tgk. H. Muhammad Waly, akan tetapi saya ingin mengetahui apakah ia seorang alim ?, ternyata memang ia seorang alim yang bijaksana.”
Teungku M. Hasbi Ash-Shiddiqi

“Jika anak muda ini (Abuya Muhibbuddin Waly) sudah tua nanti maka ia akan seperti ayahnya, seorang Ulama yang alim”.
Prof. Dr. H. Abdul Malik Karim Amrullah (Abuya Hamka)



DAFTAR ISI


PERSEMBAHAN  (I)
KATA SAMBUTAN   (II)
PEMBUKAAN     (III)
DAFTAR ISI    (VI)

BAB I﴿
SEDIKIT TENTANG SEJARAH MASUKNYA ISLAM KE INDONESIA

1.    Seminar Medan.   (1)
2.    Pengertian Islam datang dari Gujarat.   (2)
3.    Beberapa Pendapat Tokoh Islam.   (3)
4.    Aqidah dan Syariah.   (7)

BAB II﴿
PENGEMBANGAN AGAMA ISLAM KE SELURUH PELOSOK TANAH AIR

1.    Nusantara tempat tujuan atau persinggahan para mubaligh Islam.   (12)
2. Berkembangnya kerajaan Pasai bersamaan dengan berkobarnua Perang Salib (Crusades).   (15)
3.    Pengembangan Islam dari Aceh cukup besar (16)
4.    Misi Agama dari Aceh ke Pulau Jawa.  (19)
5.    Para Mubaligh Islam Pasai menjelajahi Nusantara.  (22)

BAB III﴿
KERICUHAN DALAM THEOLOGI ISLAM DI KALANGAN ULAMA ACEH

1.      Nilai-nilai Islam yang berkembang.   (2)
2.      Ajaran Syeikh Hamzah Fansuri.  (27)
3.      Falsafah Ketuhanan tentang Wahdatul Wujud (Al-Wujudiyah) (29)
4.      Ajaran Tashawuf tentang hati para wali.   (34)
5.      Antara Wahdatul Wujud Yunani dan Islami.  (38)
6.      Wahdatul Wujud menurut Ar-Raniry.  (41)
7.      Tauhid Syeikh Hamzah Fansuri.  (40)

BAB IV﴿
ISLAM DI ACEH ADALAH AHLUSUNNAH WAL JAMA’AH (55)

BAB V﴿
AYAHKU, SYEIKH MUDA WALY AL-KHALIDY

1.      Kelahiran dan Asal-usulnya  (64)
2.      Labuhan Haji Aceh Selatan.   (70)
3.      Perjalanan Pendidikan Ayah.   (72)
4.      Pulang ke Aceh.   (118)
5.      Kaum Muda dan Kaum Tua.   (126)
6.      Sumatra Thawalib dan Muhammadiyyah di Minangkabau.   (134)
7.      Pendidikan Kerohanian dan Sistem Pendidikan Pesantren.   (141)
8.      PUSA dan Jaman Jepang.   (151)
9.      Barisan Hizbullah.   (157)
10.       Peristiwa Berdarah di Aceh  (159)
11.       Cita-cita mendirikan Negara Islam.   (170)
12.       Waliyul Amri Adh Dharuri Bissyaukah (179)
13.       Wafat dan Wasiatnya.   (187)
14.       Pertama Intan yang Menyatakan Keputusan I’tiqad Tentang Ketuhanan Menurut Al-Qur’an, Al-Hadist dan ‘Aqidah Ahli Sunnah wal Jama’ah.   (195)
15.       Keputusan Syahadah Tauhid dan Syahadah Rasul menurut I’tiqad Ahli Sunnah wal Jamaah, yang dinamakan dengan Intan Permata.   (204)
16.       Mengenang Teungku Syeikh Haji Muhammad Waly Al-Khalidy Ulama Besar Aceh Pendekar Ahlusunnah wal Jama’ah.   (210)
17.       (Mihrab) Imajiner dengan Abuya Muda Waly (oleh : Ameer Hamzah).   (216)
18.       (Tazkirah) Abuya Muda Waly (oleh : Ameer Hamzah).    (218)
19.       Abuya Muda Waly Seorang Nasionalisme sejati (oleh Prof. Teungku H. Ali Hasyimi).   (220)
20.       Abuya Muda Waly di Mata Teungku H. Adanan Mahmud. (223)
21.       Wazhifah Abuya Muda Waly (oleh : Abuya H.  Syihabuddin Syah).   (233)

BAB IV﴿
KARAMAH ABUYA SYEIKH MUDA WALY AL-KHALIDY

1.         Menebang Pohon Teungkheum (261)
2.         Berbicara dengan ruh Syeikh Hamzah Al-Fansuri As-Singkili.   (261)
3.         Mengguling batu dari Singkil.  (261)
4.         Sebuah Peristiwa Pada waktu kunjungan Abu H.M. Hasan Krueng Kalee.   (262)
5.         Bentuk Tubuh Lebih Tinggi.   (263)
6.         Berhasil Mencetak Ulama-Ulama Besar.   (263)
7.         Tidak Mau Mengaku Akhirnya Ditimpa Musibah.  (264)
8.         Hanyutnya Sebatang Kayu Besar Dari Singkil.   (264)
9.         Kayu Yang Berat Menjadi Ringan.   (265)
10.     Keberkahan Pada Peninggalan (Abuya).   (268)
a.    Sumur Abuya
b.    Sisa makan Abuya juga memiliki berkah
c.     Masjid Syeikhuna (Masjid Guru Kita)
d.    Gunung Intan
e.    Pakaian Abuya
11.     Kisah Pembawa Sirih dan Kambingnya.   (281)
12.     Kualatnya Orang Yang Memusuhi Abuya.   (282)
13.     Melempar Batu Kerikil Dan Menebas Batang Talas (284)
14.     Memiliki Suara yang Indah.   (286)
15.     Menang Dalam Berdebat.   (286)
16.     Menebas Bunga Suatu Isyarah.  (288)
17.     Mengarungi Arus Yang Deras.  (289)
18.     Dapat Melihat Azab Kubur dan Mengetahui Siapa yang Ada di Dalamnya.  (290)
19.     Munculnya Batu Kerikil di Pantai.   (292)
20.     Orang Gayo Yang Tersesat Jalan.  (293)
21.     Abuya mempunyai Firasat Batin Untuk Bisa Melihat hal-hal yang Sebelumnya.   (295)
22.     Tubuh Yang Ringan.  (297)
23.     Terhindar dari Maksud Jahat.  (298)
24.     Angin Pun Terasa Tak Berhembus. (299)
25.     Tedengar Suara Petir Besar Sebelum Abuya Meninggal  (299)
26.     Saat Memandikan Jasad Abuya dan Dikuburkan.  (300)
27.     Munculnya Cahaya/Keumala.  (301)
28.     Makamnya Selalu Ramai di Ziarahi.  (302)
29.     Harimau Qubah.   (303)
30.     Dimudahkan Rizkinya.  (304)
31.     Dayah Darussalam Dijaga Oleh Jin Muslim.  (305)
32.     Nama Abuya dikenal Pada Dua Kota Suci Umat Islam  (307)
a.    Nama Abuya di Kota Makkah
b.    Nama Abuya di Kota Madinah
33.     Karya buku/kitab Abuya Syeikh Muda Waly Al-Khalidy.   (314)
34.     Abuya Syeikh Muhammad Waly adalah Bapak Pendidikan Aceh.   (320)
35.     Abuya di Mata Kami (oleh : dr. Tgk. H. Taufiq Muhibbiddin Waly Sp.PD).   (325)

Daftar Ringkas Riwayat Hidup Penulis (335)
Perpustakaan (341)

Buku ini tersedia untuk : 
List Harga Mode Buku  : 

Buku Asli :
Rp. 50.000 (Luar Kota Banda Aceh)
Rp. 60.000 (Dalam Kota Banda Aceh)

Format PDF :
Rp. 18.000

Format APK Android :
Rp. 18.000








{[['']]}

SELAMAT DATANG

TERIMA KASIH TELAH MENGUNJUNGI SITUS KAMI.HUBUNGI KAMI DI AL-WALIYAH.COM UNTUK INFORMASI
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. AL-WALIYAH BOOKS - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger