DISINI KAMI MENYEDIAKAN SEGALA BENTUK BUKU BAIK UNTUK STORE ATAUPUN DOWNLAOD SECARA GRATIS
Home » » SEJARAH ABUYA MUDA WALY

SEJARAH ABUYA MUDA WALY

{[['']]}
KATA SAMBUTAN

Segala puji bagi Allah, Shalawat dan salam bagi Nabi kita Muhammad Rasulullah.
Kepada saya oleh Saudara Prof. Dr. H. Teungku Muhibbuddin telah diperkenalkan tulisannya mengenai Maulana Syeikh H. Muhammd Waly Al-Khalidiy (Teungku Haji Muda Waly) Ulama Besar Aceh dan Perananya dalam Pembangunan Pendidikan. Karena Al-Marhum adalah seorang ulama besar Aceh, bahkan salah seorang Ulama besar Indonesia pada jamannya, seperti K.H Wahab Hasbullah (ulama besar Jawa Timur setelah K.H. Hasyim Asy-ary pendiri Nahdatul Ulama) dan lain-lain. Maka saya menyambut baik karangan tersebut, meskipun saya yakin bahwa di sana-sini masih terdapat kekurangannya. Maka saya kepada para sahabat, murid-murid dan pengikut Almarhum, saya harapkan semoga buku tersebut dapat disempurnakan. Sehingga sejarah hidup Almarhum menjadi sebagian sejarah penting bagi Aceh pada khususnya dan Negara kita Indonesia pada umumnya.

Atas perhatian kita semua saya mengucapkan terima kasih banyak.
JAKARTA, 1996


H. BUSTANIL ARIFIN, S.H
Sesepuh Masyarakat Daerah Istimewa ACEH.


MUQADDIMAH DARI PENULIS 
Pada Tahun 1970, sekembalinya aku dari menyelesaikan studi di Universitas Al Azhar, aku melibatkan diri dalam kegiatan kemasyarakatn sambil menjadi Dosen IAIN Syarif Hidayatullah.
Masyarakat yang aku hadapi di tanah air kebanyakan umat Islam Ahlusunnah wal Jama’ah. Sebelumnya ulama-ulama NU tidak kenal kepadaku, tetapi karena di ujung namaku ada “Waly”, dan aku dari Aceh, maka cepatlah terlintas dalam hati dan pikiran mereka, bahwa aku adalah putera almarhum Syeikh Haji Muhammad Waly Al Khalidy.
Karena itu akrablah pergaulanku dengan para ulama, apalagi para ulama besar di kalangan NU, seperti almarhum K.H.A Wahab Hasbullah, K.H Bisri Syamsuri, K.H Markhus Ali dan lain-lain. Sedangkan yang lebih banyak membantuku adalah K.H Ahmad Syaiku. Dalam padangan masyarakat aceh ayah tidaklah asing lagi. Karena itu, bupati Aceh Selatan, Saudara Sayid Muhadar dalam salah satu seminar di kabupaten Aceh Selatan, yakni pada tanggal 15-16 Mei 1989 di Tapaktuan mengungkapkan, bahwa ayahku adalah ulama besar pada jamannya sama seperti Tgk. Syeikh Kuala, pada jaman Sultan Iskandar Muda. Demikian pula pendapat umum hadirin dan para Ulama Aceh Ahlusunnah wal Jama’ah. Karena itu bupati tersebut memintaku untuk menulis tentang sejarah hidup ayahku. Meskipun aku menolaknya berkali-kali, karena bagaimanapun pasti ada tanggapan bahwa bila seorang anak menulis biografi ayahnya, pasti tidak terlepas dari padandangan subyektif.
Ini aku ungkapkan kepada beliau. Tetapi Bupati kami itu, mengharapkan agar aku dapat menulis ala kadarnya. Sungguhpun demikian, aku berusaha agar dapat menjauhkan padandangan yang demikian.
Inilah tulisanku mengenai ayah, guru, dan orang yang segala amanatnya di atas pundakku. Semoga tulisanku ini ada manfaatnya bagi anak cucu, keluarga dan familiku, murid-murid beliau dan umat yang ingin membaca dan mengetahui riwayat beliau. Semoga apa yang aku tulis ini mendapat limpahan rahmat dari Allah sehingga aku dan adik-adikku dijadikan Allah sebagai anak yang Shaleh dan berbakti pada ayah kami, Alm. Maulana Syeikh Haji Muhammad Waly Al Khalidy.

Wabillah Taufiq wal Hidayah

JAKARTA, November 1996
Abuya Prof. Dr. Tgk, Chiek. H. Muhibbuddin Waly M.A



TENTANG ABUYA MUDA WALY
Saya tertarik dengan pribadi Teungku Muhammad Waly Al-Khalidy, karena dalam beberapa hal kami mempunyai kesamaan, mislanya masalah “Republik”. Kami sama-sama mendukung Negara Kesatuan Republik Indonesia, berarti kami sama-sama nasionalis sejati.
Prof. Teungku H. Ali Hasyimi

“Saat K.H Siradjuddin Abbas berkunjung ke tempat Abuya, beliau menyapa Abuya sebagaimana adik dan abang, demikian juga Abuya menyapa beliau.”
Abuya Tgk. H. Syihabuddin Syah (Murid Abuya)

“Seterusnya atas nama Pemerintah, Gubernur menyampaikan rasa Terima Kasih yang sebanyak-banyaknya kepada Abuya yang telah menciptakan kembali keamanan di Daerah Aceh Khususnya, pada umumnya Indonesia.”
Mr. S.M Amin (Gubernur Sumatra Utara)

“Saya tidak berdebat dengan Tgk. H. Muhammad Waly, akan tetapi saya ingin mengetahui apakah ia seorang alim ?, ternyata memang ia seorang alim yang bijaksana.”
Teungku M. Hasbi Ash-Shiddiqi

“Jika anak muda ini (Abuya Muhibbuddin Waly) sudah tua nanti maka ia akan seperti ayahnya, seorang Ulama yang alim”.
Prof. Dr. H. Abdul Malik Karim Amrullah (Abuya Hamka)



DAFTAR ISI


PERSEMBAHAN  (I)
KATA SAMBUTAN   (II)
PEMBUKAAN     (III)
DAFTAR ISI    (VI)

BAB I﴿
SEDIKIT TENTANG SEJARAH MASUKNYA ISLAM KE INDONESIA

1.    Seminar Medan.   (1)
2.    Pengertian Islam datang dari Gujarat.   (2)
3.    Beberapa Pendapat Tokoh Islam.   (3)
4.    Aqidah dan Syariah.   (7)

BAB II﴿
PENGEMBANGAN AGAMA ISLAM KE SELURUH PELOSOK TANAH AIR

1.    Nusantara tempat tujuan atau persinggahan para mubaligh Islam.   (12)
2. Berkembangnya kerajaan Pasai bersamaan dengan berkobarnua Perang Salib (Crusades).   (15)
3.    Pengembangan Islam dari Aceh cukup besar (16)
4.    Misi Agama dari Aceh ke Pulau Jawa.  (19)
5.    Para Mubaligh Islam Pasai menjelajahi Nusantara.  (22)

BAB III﴿
KERICUHAN DALAM THEOLOGI ISLAM DI KALANGAN ULAMA ACEH

1.      Nilai-nilai Islam yang berkembang.   (2)
2.      Ajaran Syeikh Hamzah Fansuri.  (27)
3.      Falsafah Ketuhanan tentang Wahdatul Wujud (Al-Wujudiyah) (29)
4.      Ajaran Tashawuf tentang hati para wali.   (34)
5.      Antara Wahdatul Wujud Yunani dan Islami.  (38)
6.      Wahdatul Wujud menurut Ar-Raniry.  (41)
7.      Tauhid Syeikh Hamzah Fansuri.  (40)

BAB IV﴿
ISLAM DI ACEH ADALAH AHLUSUNNAH WAL JAMA’AH (55)

BAB V﴿
AYAHKU, SYEIKH MUDA WALY AL-KHALIDY

1.      Kelahiran dan Asal-usulnya  (64)
2.      Labuhan Haji Aceh Selatan.   (70)
3.      Perjalanan Pendidikan Ayah.   (72)
4.      Pulang ke Aceh.   (118)
5.      Kaum Muda dan Kaum Tua.   (126)
6.      Sumatra Thawalib dan Muhammadiyyah di Minangkabau.   (134)
7.      Pendidikan Kerohanian dan Sistem Pendidikan Pesantren.   (141)
8.      PUSA dan Jaman Jepang.   (151)
9.      Barisan Hizbullah.   (157)
10.       Peristiwa Berdarah di Aceh  (159)
11.       Cita-cita mendirikan Negara Islam.   (170)
12.       Waliyul Amri Adh Dharuri Bissyaukah (179)
13.       Wafat dan Wasiatnya.   (187)
14.       Pertama Intan yang Menyatakan Keputusan I’tiqad Tentang Ketuhanan Menurut Al-Qur’an, Al-Hadist dan ‘Aqidah Ahli Sunnah wal Jama’ah.   (195)
15.       Keputusan Syahadah Tauhid dan Syahadah Rasul menurut I’tiqad Ahli Sunnah wal Jamaah, yang dinamakan dengan Intan Permata.   (204)
16.       Mengenang Teungku Syeikh Haji Muhammad Waly Al-Khalidy Ulama Besar Aceh Pendekar Ahlusunnah wal Jama’ah.   (210)
17.       (Mihrab) Imajiner dengan Abuya Muda Waly (oleh : Ameer Hamzah).   (216)
18.       (Tazkirah) Abuya Muda Waly (oleh : Ameer Hamzah).    (218)
19.       Abuya Muda Waly Seorang Nasionalisme sejati (oleh Prof. Teungku H. Ali Hasyimi).   (220)
20.       Abuya Muda Waly di Mata Teungku H. Adanan Mahmud. (223)
21.       Wazhifah Abuya Muda Waly (oleh : Abuya H.  Syihabuddin Syah).   (233)

BAB IV﴿
KARAMAH ABUYA SYEIKH MUDA WALY AL-KHALIDY

1.         Menebang Pohon Teungkheum (261)
2.         Berbicara dengan ruh Syeikh Hamzah Al-Fansuri As-Singkili.   (261)
3.         Mengguling batu dari Singkil.  (261)
4.         Sebuah Peristiwa Pada waktu kunjungan Abu H.M. Hasan Krueng Kalee.   (262)
5.         Bentuk Tubuh Lebih Tinggi.   (263)
6.         Berhasil Mencetak Ulama-Ulama Besar.   (263)
7.         Tidak Mau Mengaku Akhirnya Ditimpa Musibah.  (264)
8.         Hanyutnya Sebatang Kayu Besar Dari Singkil.   (264)
9.         Kayu Yang Berat Menjadi Ringan.   (265)
10.     Keberkahan Pada Peninggalan (Abuya).   (268)
a.    Sumur Abuya
b.    Sisa makan Abuya juga memiliki berkah
c.     Masjid Syeikhuna (Masjid Guru Kita)
d.    Gunung Intan
e.    Pakaian Abuya
11.     Kisah Pembawa Sirih dan Kambingnya.   (281)
12.     Kualatnya Orang Yang Memusuhi Abuya.   (282)
13.     Melempar Batu Kerikil Dan Menebas Batang Talas (284)
14.     Memiliki Suara yang Indah.   (286)
15.     Menang Dalam Berdebat.   (286)
16.     Menebas Bunga Suatu Isyarah.  (288)
17.     Mengarungi Arus Yang Deras.  (289)
18.     Dapat Melihat Azab Kubur dan Mengetahui Siapa yang Ada di Dalamnya.  (290)
19.     Munculnya Batu Kerikil di Pantai.   (292)
20.     Orang Gayo Yang Tersesat Jalan.  (293)
21.     Abuya mempunyai Firasat Batin Untuk Bisa Melihat hal-hal yang Sebelumnya.   (295)
22.     Tubuh Yang Ringan.  (297)
23.     Terhindar dari Maksud Jahat.  (298)
24.     Angin Pun Terasa Tak Berhembus. (299)
25.     Tedengar Suara Petir Besar Sebelum Abuya Meninggal  (299)
26.     Saat Memandikan Jasad Abuya dan Dikuburkan.  (300)
27.     Munculnya Cahaya/Keumala.  (301)
28.     Makamnya Selalu Ramai di Ziarahi.  (302)
29.     Harimau Qubah.   (303)
30.     Dimudahkan Rizkinya.  (304)
31.     Dayah Darussalam Dijaga Oleh Jin Muslim.  (305)
32.     Nama Abuya dikenal Pada Dua Kota Suci Umat Islam  (307)
a.    Nama Abuya di Kota Makkah
b.    Nama Abuya di Kota Madinah
33.     Karya buku/kitab Abuya Syeikh Muda Waly Al-Khalidy.   (314)
34.     Abuya Syeikh Muhammad Waly adalah Bapak Pendidikan Aceh.   (320)
35.     Abuya di Mata Kami (oleh : dr. Tgk. H. Taufiq Muhibbiddin Waly Sp.PD).   (325)

Daftar Ringkas Riwayat Hidup Penulis (335)
Perpustakaan (341)

Buku ini tersedia untuk : 
List Harga Mode Buku  : 

Buku Asli :
Rp. 50.000 (Luar Kota Banda Aceh)
Rp. 60.000 (Dalam Kota Banda Aceh)

Format PDF :
Rp. 18.000

Format APK Android :
Rp. 18.000








Share this article :

Post a Comment

SELAMAT DATANG

TERIMA KASIH TELAH MENGUNJUNGI SITUS KAMI.HUBUNGI KAMI DI AL-WALIYAH.COM UNTUK INFORMASI
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. AL-WALIYAH BOOKS - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger